Keselamatan Kerja


Tidak hanya upah besar yang mejadi tolok ukur dalam menentukan jenis pekerjaan. Keselamatan kerja adalah hal yang seharusnya juga menjadi prioritas. Apalah artinya gaji yang besar jika keselamatan diri tergadaikan? Bukankah kita tidak akan menikmatinya jika nyawa atau kesehatan kita terancam? Perlu Anda ketahui, dua hal terbesar yang menjadi penyebab kecelakaan kerja antara lain :
• Perilaku yang tidak aman dan
• Kondisi lingkungan yang tidak aman
Meski demikian, berdasarkan data dari Biro Pelatihan Tenaga Kerja, penyebab kecelakaan yang pernah terjadi hingga menyebabkan keselamatan kerja terganggu, hingga saat ini lebih diakibatkan oleh perilaku yang tidak aman dengan factor sebagai berikut:
1. Sembrono dan tidak hati – hati
2. Tidak mematuhi peraturan
3. Tidak mengikuti standar prosedur kerja
4. Tidak memakai alat pelindung diri
5. Kondisi badan yang lemah
Persentase penyebab kecelakaan kerja yaitu 3% dikarenakan sebab yang tidak bisa dihindarkan, seperti bencana alam. Faktor lain yang mengganggu keselamatan kerja 24% disebabkan lingkungan atau peralatan yang tidak memenuhi syarat dan 73% karena perilaku yang tidak aman. Tentu saja, cara yang paling efektif untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja adalah dengan menghindari terjadinya lima perilaku tidak aman yang telah disebutkan di atas. Oleh karena itu, harus diambil tindakan yang tepat terhadap tenaga kerja dan perlengkapan, agar tenaga kerja memiliki konsep keselamatan dan kesehatan kerja demi mencegah terjadinya kecelakaan.Jika demikian, pendidikan akan kesehatan dan keselamatan kerja sangat penting artinya. Tujuannya antara lain untuk melindungi kesehatan tenaga kerja, meningkatkan efisiensi kerja, mencegah terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit. Berikut berbagai arah keselamatan dan kesehatan kerja :
1. Mengantisipasi keberadaan faktor penyebab bahaya dan melakukan pencegahan sebelumnya.
2. Memahami jenis-jenis bahaya yang ada di tempat kerja
3. Mengevaluasi tingkat bahaya di tempat kerja
4. Mengendalikan terjadinya bahaya atau komplikasi.

Terkait keselamatan kerja, faktor penyebab berbahaya yang paling sering ditemukan antara lain adalah :
1. Bahaya jenis kimia: terhirup atau terjadinya kontak antara kulit dengan cairan metal, cairan non-metal, hidrokarbon dan abu, gas, uap steam, asap dan embun yang beracun.
2. Bahaya jenis fisika: lingkungan yang bertemperatur panas dan dingin, lingkungan yang beradiasi pengion dan non pengion, bising, vibrasi dan tekanan udara yang tidak normal.
3. Bahaya yang mengancam manusia dikarenakan jenis proyek: pencahayaan dan penerangan yang kurang, bahaya dari pengangkutan, dan bahaya yg ditimbulkan oleh peralatan.
Adapun cara pengendalian ancaman bahaya kesehatan kerja adalah :
1. Pengendalian teknik: mengganti prosedur kerja, menutup mengisolasi bahan berbahaya, menggunakan otomatisasi pekerjaan, menggunakan cara kerja basah dan ventilasi pergantian udara.
2. Pengendalian administrasi : mengurangi waktu pajanan, menyusun peraturan kesehatan dan keselamatan kerja, memakai alat pelindung, memasang tanda-tanda peringatan, membuat daftar data bahan-bahan yang aman, melakukan pelatihan sistem penangganan darurat.
@ Permasalahan kesehatan yang dialami oleh buruh migran antara lain:
1. Permasalahan Akibat Proses Kerja – Iritasi mata akibat debu dari bahan bangunan seperti semen, pasir, bahan saat pengamplasan, atau saat pengelasan besi. – Risiko kecelakaan saat melakukan pekerjaan, seperti jatuh dari ketinggian atau terluka akibat penggunaan paralatan bangunan seperti alat pengelasan dan peralatan tajam seperti paku. – Dalam jangka panjang bahan seperti asbes, semen, kapur serta cat dapat menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan seperti kanker dan gangguan pernafasan.

2. Permasalahan yang timbul di lingkungan pekerjaan:
– Tempat tinggal atau tempat istirahat yang kurang layak karena tidak tempat istirahatnya hanya berupa ruangan yang belum selesai dikerjakan dimana lantainya belum dipasangi ubin.
– Tempat tinggal yang sempit membuat pekerja harus tidur bersama dalam satu kamar dan menggunakan peralatan mandi bersama, sehingga banyak yang menderita penyakit kulit menular
– Keadaan yang jauh dari istri maupun suami membuat para pekerja migran rentan terhadap praktek seksual yang tidak aman, sehingga membuatnya rentan terhadap infeksi menular seksual (IMS)
– Kabel-kebel yang terkelupas membuat pekerja menjadi rentan terhadap sengatan listrik.
3. Permasalahan yang timbul dari pihak management
-Pihak ,management tidak menyediakan alat pelindung diri (APD)
– Pihak management tidak menyediakan tempat istirahat yang memadai
– Pihak management tidak menyediakan peralatan P3K di tempat kerja
– Waktu istirahat yang diberikan hanya 1 jam sehingga terkadang hanya cukup untuk waktu makan
– Terkadang minuman yang diberikan kepada pekerja adalah kopi, bukannya air putih, padahal mengkonsumsi kopi terlalu banyak tidak baik bagi kesehatan
– Tidak adanya asuransi kesehatan dan kecelakaan bagi pekerja – Tidak adanya kontrak yang jelas, sehingga apabila terjadi hal buruk yang menyangkut kesehatan pekerja, pekerja tidak bisa menuntut pihak management – Sestem borongan yang dipakai membuat pekerja seringkali dipaksa untuk lembur sampai malam
Program Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Yang Dapat Dilaksanakan Untuk Menanggulangi Permasalahan Yang Dihadapi Buruh Bangunan Migran Untuk menanggulangi permasalahan yang dihadapi oleh buruh migran:
* Penerangan pra kerja Para buruh bangunan diberikan penerangan mengenai lokasi, proteksi diri, sistem kerja, dan pembagian tugas.
* Pemeliharaan lingkungan tinggal kerja Pemeliharaan lingkungan diupayakan agar kesehatan pekerja tetap terjaga, dalam hal pemeliharaan kesehtan ini yang penting diperhatikan adalah masalah sanitasi, pengadaan air bersih, dan tempat istirahat mereka.

* Pemberian alat pelindung diri Memberikan alat pelindung diri penting diperhatikan untuk meminimalisasi risiko kecelakaan yang mungkin dialami oleh pekerja. Alat pelindung diri yang dimaksud diantaranya adalah:
– Helm untuk melindungi kepala dari bahan dan alat yang mungkin menimpa kepala pekerja saat bekerja di bawah.
– Kacamata pelindung untuk melindungi pekerja dari infeksi mata yang mungkin terjadi akibat debu yang ada di lingkungan kerja ataupun saat pengelasan dan pengamplasan.
– Masker untuk melindungi pekerja dari bahan yang jika terhirup dapat mengganggu saluran pernafasan.
– Sarung tangan dari bahan karet untuk melindungi pekerja dari pukulan palu saat bekerja – Tali pengaman untuk mengurangi kemungkinan pekerja jatuh dari ketinggian
– Sepatu boot untuk menghindari pekerja dari tusukan paku, atau sengatan listrik dari kabel yang terkelupas saat berjalan
– Subang telinga agar telinga pekerja tetap terjaga dari kebisisingan yang ditimbulkan oleh alat yang dipakai dalam pekerjaannya.
* Penyediaan P3K di tempat kerja Penyediaan P3K bertujuan untuk mengantisipasi kemungkinan buruk pada pekerja sehingga dapat segera diberi pertolongan.
* Memberikan waktu libur yang cukup kepada pekerja sehingga mereka memiliki waktu untuk berkumpul bersama keluarganya.
* Bekerjasama dengan instansi kesehatan dan asuransi untuk menjaga pekerja dari hal-hal yang tidak diinginkan. Bentuk kerjasama tersebut dapat berupa Upaya Kesehatan Bergabung atau Upaya Kesehatan Kerja dimana pihak management membayarkan sejumlah iuran kepada instansi kesehatan untuk kemuadian instansi kesehatan memberikan pelayanan berupa promosi kesehatan secara rutin, pemeliharaan kesehatan pekerja, dan pengobatan apabila ada pekerja yang sakit.

Tinggalkan komentar

Belum ada komentar.

Comments RSS TrackBack Identifier URI

Tinggalkan komentar